4 Bulan di America: It’s not like Hollywood Movies (Part 2)

Sangat sulit, membuat 4 bulan di Amerika dibuat dalam cerita pendek in two parts (part 1 and 2)…karena terlalu banyak hal menarik untuk diceritakan (thanks to AMINEF, American Government and Highline CC). However, I’ll try to make it short. Kisah menarik lainnya akan ada di judul yang berbeda. Untuk yang baru pertama membaca kisah ini adalah kisah lanjutan dari “4 bulan di America: I’ts not like Hollywood movies (part 1)

Akhirnya perjalanan yang sangaaat panjang dimulai. Dari kota saya yang jauh di Timur, di Halmahera,  rute saya sebagai berikut : Tobelo – Sofifi (by car, 3 hours ), Sofifi-Ternate (by speedboat 45 menit), Ternate-Jakarta (by Plane, 4 hours), (btw semua biaya perjalanan di tanggung, so I just need to walk through). Saya menginap dulu semalam di Jakarta, dan bergabung dengan teman-teman yang lain. Pada waktu inilah saya sekamar dengan rekan saya seorang dosen dari Politeknik Manado, yang kemudian menjadi one of my very best friend until now (really nothing happen with no purpose!).

Besoknya kami berkunjung ke kantor AMINEF, mendapatkan tiket berangkat kami, menerima briefing singkat. Dan akhirnya ketemu di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta untuk terbang dari Jakarta ke Seattle. It is a very long travel, rute yang kami tempuh: Jakarta-Hongkong-Japan-Seattle, dengan total perjalanan adalah 24 jam, phew*. Tapi saya bersyukur perjalanan panjang tersebut lancar, ditambah lagi rekan-rekan yang fun all the time ( kemudian menjadi keluarga saya selama di Amerika) perjalanan tersebut selalu penuh tawa lebar, tak ada satu pun yang jaim dari pertama kenalan dan semuanya punya  sense of humor :D.

Hongkong airport.jpg

Kami beruntung karena tiba di Seattle di musim panas, dimana suhu rata-rata di saat paling terik di siang hari adalah 21″ Celcius, yang terasa sejuk alias dingin buat kami. Jadilah sekeluar kami dari bandara, rombongan kami memakai sweater panjang disaat all Americans mengenakan kaos :D.

Program ini merupakan program pengenalan sistem pendidikan di Amerika khususnya di Community College atau Akademi Komunitas, sekaligus juga merupakan program pengembangan profesi bagi kami para dosen (ciee…tak pernah terbayang :D). Pemerintah Amerika benar-benar mengatur jadwal kami dengan detail dan (padat hehe). Selama 4 bulan di Amerika, rata-rata setiap dari kami mengikuti kurang lebih 8 program sertifikasi sesuai profesi kami, bahkan ada juga pelatihan pembuatan website. Kami juga diberikan kesempatan untuk mengenal kebudayaan dan sistem pemerintahan di Amerika melalui mentor-mentor kami dan juga lewat berbagai kunjungan. Setiap minggu kami diwajibkan membuat jurnal yang harus kami publish di website yang kami desain sendiri. Dan yang paling penting, bahasa Inggris kami jadi sangat meningkat. Kami pun belajar beberapa kata-kata slang seperti *ish, dalam kalimat “it looks like cloudish today”, atau beberapa kebiasaan yang disarankan seperti : jangan pernah datang terlambat untuk suatu janji yang bersifat resmi, seperti pertemuan, kelas, meeting, dll. Tapi kita diharapkan untuk agak sedikit terlambat ke janji makan malam :D.

Selama 4 bulan di Amerika, saya dan semua rekan-rekan saya, menyadari bahwa Amerika yang sesungguhnya sangat berbeda dari film-film Hollywood, dimana gangster dimana-mana, polisi kejar-kejaran dengan penjahat dan menabrakkan mobil sembarangan. Amerika tidak seburuk itu. Kami justru terheran dengan betapa ramahnya orang-orang disana, kebiasaan untuk mengucapkan terima kasih kepada kondektur bis, ketenangan dan privasi orang lain sangat dijaga, jadi jangan bayangkan di bus yang banyak orang akan ribut.Semua orang berbicara dengan nada yang moderat. Amerika sangat bersih, dan maju. Segala sesuatu sangat tepat waktu, termasuk juga datang dan perginya bus, kereta dan semua transportasi lainnya, kita pun yang punya kebiasaan molor akhirnya menjadi disiplin waktu kalau kemana-mana, termasuk untuk jalan-jalan sekalipun. Dan terakhir orang Amerika sangat suka memberi, saya ingat bahwa di awal masa-masa kami tinggal, kami diberi pakaian dingin dan tebal layak pakai  1 dus besar, ketika kami pulang, kami kewalahan dengan banyaknya pemberian atau oleh-oleh dari setiap orang yang kami kenal dan menjadi sahabat dan rekan kami disana, they are very generous.

Semua pengalaman tersebut menjadikan Amerika sebuah rumah di hati kami 😀

jalan2.jpg

 

4 respons untuk ‘4 Bulan di America: It’s not like Hollywood Movies (Part 2)

Add yours

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Situs yang Dikembangkan dengan WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: