Intermezo Mendapat Beasiswa AAS (Part 2) : Suka Duka Datang ke Jakarta ikut Pre-Departure Training

Helow, tulisan ini adalah sambungan dari Mendapat Beasiswa Australia Awards Scholarship (Part 1). Dalam tulisan sebelumnya sudah saya ceritakan gimana pengalaman saya ikut interview dan tes IELTS untuk beasiswa AAS. Kali ini ceritanya lebih banyak tentang pengalaman awal saya datang ke Jakarta untuk tinggal selama 3 bulan kemudian…selamat membaca pemirsa…

Email offering letter saya baca kembali di layar smartphone, sambil sesekali memperhatikan chasing smartphone saya yang sudah sobek-sobek kecil di beberapa sisi tanda-tanda usang semakin nyata…maaf gagal fokus..kembali ke baca email.., isinya saya diminta untuk wajib mengikuti Pre-departure Training selama hampir genap 3 bulan, mulai 19 September – 2 Desember dan ada tambahan training 2 minggu lagi dari 4 -16 Desember untuk PhD Candidate. Setelah ikut PhD training barulah saya tahu training ini baru dimulai untuk awardee AAS 2015 dan 2016 tahun sebelum 2015 belum ada dan program ini hanya dijalankan AAS di Indonesia, awardee AAS di Negara lain belum tentu memiliki program ini. So, I fell so blessed lucky.

Saya memutuskan untuk datang ke Jakarta 2 hari lebih awal untuk menyempatkan diri cari tempat kos didekat tempat pelatihan kami berlangsung. Masih dengan rute yang sama saya terbang dari Tobelo-Manado-Jakarta, dan kembali nginap di hotel saya yang sebelumnya, saya suka hotel ini karena mirip semi apartment ada dapur, kulkas dan air panas untuk diminum yang bisa di pakai oleh semua penghuni 1 x 24 jam for free dengan harga terjangkau tentunya.

Untung tak dapat ditebak, malang tak dapat ditolak, setiba malam, saya memilih langsung istirahat. Besok paginya, saya keluar hendak mencari atm terdekat karena uang tunai ditangan sudah menipis, tidak jauh dari hotel ada atm gallery depan sebuah Universitas, saya masuk, memasukkan kartu atm dan menunggu untuk memasukkan pin…muncul kalimat “SORRY This ATM is out of service….” atmnya error, saya mencoba mengeluarkan kartu atm saya, saya tekan tombol cancel berulang-ulang, tidak keluar-keluar juga…saya mulai panic, no..no..not now please… seorang mahasiswa yang sedari tadi ada di ruang atm tapi tidak saya sadari mendekat dan bertanya “mba atmnya ketelen juga ya..? soalnya punya saya juga ketelen..” “mas kenapa nda bilang dari tadi?” ujar saya dengan sangaat menyesali keapatisan anak muda ini,..tapi saya tidak mau lebih jauh menyalahkan siapa-siapa..lebih baik mencari solusi, kami memanggil satpam kampus yang tampak enggan membantu, dengan jawaban yang seadanya, “senin saja mba baru ke bank”,…saya kembali mengecek dompet, sebenarnya saya punya dua atm dengan rekening berbeda tetapi atm satunya lagi juga sudah hilang 2-3 minggu lalu, karena sibuk dan sudah males duluan memikirkan urusan yang agak muter2 untuk urus atm baru..saya urung mengurusnya,….kali ini saya menyesali diri sendiri.how careless myself..now the only atm I got..lost. Dan hari itu hari Sabtu, semua bank tutup, telepon call centre, mereka juga meminta kami datang ke kantor bank hari Senin sambil bawa buku tabungan, Sementara saya perlu uang tunai untuk membayar kos dan juga hotel untuk hari itu dan besoknya, bukan Senin. Oh..no…saya memilih untuk berjalan pulang ke hotel, niat mencari kos jadi terasa sirna, hingga seseorang menyapa saya dijalan, seorang gadis manis berwajah khas Indonesia Timur, “mba, AAS juga kan?”, “hah..” jawab saya yang masih setengah bingung, dia mengulang pertanyaannya, “oh iya saya mau ikut pelatihan AAS” pikiran saya masih di insiden atm. Dia ternyata mau cari kos-kosan juga, seharusnya saya senang karena ada teman dengan agenda yang sama, tapi mengingat Senin baru saya punya atm, saya tidak punya solusi, bayar kos nanti pake apa, mau pinjam atmnya juga rasanya sangat memalukan, baru kenalan sudah pinjam atm, that’s sound not good.Karena rekening saya menggunakan internet bangking sehingga saya masih bisa mentransfer uang saya, tapi ke siapa?.  But, anyway..akhirnya kita kenalan saya menawarkan diri untuk sama-sama mencari kos, tetapi sebelumnya saya ingin makan siang terlebih dulu (insiden atm bikin saya tambah lapar), dia bersedia menemani. Well, selanjutnya percakapan kita tak pernah habis, dia orang yang sangat positif dan pendengar yang baik, begitu mendengar masalah yang saya hadapi, dia menawarkan untuk saya dapat menggunakan atmnya, secercah harapan terasa. Kebetulan dia juga pelamar S3 dari Indonesia Timur dan kebetulan lainnya adalah kita berdua nginap di hotel yang sama. Jadi tidak perlu jalan kaki jauh untuk kembaliin atmnya, cukup turun satu lantai.. done J.

Sesudah mengisi bahan bakar di perut, mulailah kita berdua menjelajah. For Your Information, untuk yang belum pernah kos di Jakarta, kos-kosan di Jakarta muahal.  Karena teman saya inginnya punya kamar yang ada wi-fi, harga untuk kamar dengan wi-fi rata-rata 1jt-2jtaan bisa 3 jutaan untuk yang udah mirip hotel (glek..telen ludah) ga ada yang lebih murah dari 1 jt kalo ada wifinya. O iya, selama ikut PDT setiap awardee akan dikasih stipend yang cukup, termasuk untuk bayar kos, kalau kita bisa atur dengan baik, tapi kita baru dikasih stipend setelah PDT dimulai dan bagi yang belum punya rekening BCA, harus membuka rekening BCA terlebih dulu. Sedikit berbeda dengan teman saya, saya menginginkan kamar yang dapat sinar matahari, bersih dan tidak terlalu sempit. Kelembaban ditambah dingin kadang menimbulkan alergi di saya, karena itu saya pun memilih Universitas yang berada di Queensland karena iklimnya yang agak hangat, dan juga karena suami saya yang ada kemungkinan ikut saya, juga sama-sama tidak tahan cuaca dingin. Ternyata di Jakarta, betapa mahalnya sebuah ruang, jika ada kamar yang sedikit saja lebih luas, maka harganya  lebih tinggi dari yang lain dengan beda 200-300rban..sigh.. harap saya bedanya 50rb aja…Hari itu juga saya belum mendapat tempat kos yang sesuai dengan hati saya. Sekembalinya kita ke hotel, saya sudah bisa mengambil uang menggunakan atm teman saya. Karena kelelahan jalan kaki, setiba hotel, saya langsung mandi dan tepar.

Keesokan pagi, saya bangun pagi-pagi, berdoa dan memilih jalan pagi, sambil cari sarapan dan cari tempat kos. Saya memilih rute yang belum pernah saya lalui dengan teman saya kemarin, akhirnya saya menemukan kamar kos yang saya senangi, dan tampaknya saya begitu beruntung karena itu kamar kosong terakhir, dan adanya di lantai 3, hehe…selamat datang hidup sehat, naik tangga katanya baik untuk jantung, kata saya ke diri sendiri. Semuanya tampak baik, hanya harganya saja yang tidak bisa semurah yang saya harapkan meski sudah ditawar-tawar (hehe..kebiasaan ibu2).

Siang itu teman saya pindah ke kosnya, dan saya juga pindah ke kos saya. Ternyata kos kita begitu dekat satu sama lain hanya 3 menit jalan kaki. Malamnya kita cari makan bersama, senang sekali rasanya datang di kota yang baru dan langsung mendapatkan seorang teman yang begitu tulus. Sepulang dari makan entah mengapa saya merasa semua peristiwa adalah kebetulan yang bermakna…jika saja saya tidak keluar mencari atm pada jam itu, saya  mungkin tidak berpas-pasan dengannya,..kalaupun atm saya harus hilang, berpas-pasan dengan sahabat saya ini merupakan sebuah berkah dan pertolongan Tuhan untuk saya, karena saya bisa bayar kos, hotel dan bisa pindahan serta belanja kebutuhan sehingga di hari Senin saya  bisa berfokus mengikuti pelatihan dan tak perlu petantang petenteng cari kos dan pindahan ….rasa syukur saya bertambah karena meski atm saya hilang tapi saya mendapat seorang teman yang sangat baik layaknya saudara sendiri selama  course  hingga sekarang.

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Situs yang Dikembangkan dengan WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: