Kuliah di luar negeri bisa jadi satu petualangan yang seru, tapi ada juga suka dukanya. Tak bermaksud mengurangi semangat para pengejar cita-cita,tapi di balik semua yang tampak begitu istimewa “bisa kuliah dan jalan-jalan di luar negeri” ada juga realita yang akan kita hadapi:
- Kendala bahasa

Mungkin anda sudah belajar mati-matian dan sungguh-sungguh untuk menguasai bahasa Inggris atau bahasa negara yang akan Anda tuju. Setelah semua kerja keras Anda lakukan, begitu mendarat di negara tempat Anda studi, Anda menyadari bahwa ternyata banyak perkataan masih belum bisa benar-benar dimengerti terutama jika pertama kalinya Anda ke negara tersebut. Dialek, bahasa lokal atau idiom di negara baru, bisa menjadi sebuah tantangan dalam berkomunikasi, tetap terasa perbedaan ketika Anda belajar di Indonesia dengan bahasa yang digunakan setiap harinya orang lokal di negara tersebut. Sampai saat ini setiap ketemu Australian saya merasa selalu ada satu dua frasa yang sulit saya tangkap maksudnya. Hal ini bisa menjadi tantangan ketika Anda kuliah. Pernah, ada cerita teman, yang selalu mendapat nilai rendah di satu mata kuliah hanya karena dia selalu salah paham apa yang diminta dosennya untuk dikerjakan di tugas. Tak bisa dipungkiri kemampuan bahasa sangat penting untuk bisa berkuliah di luar negeri.
2. Missing Indonesian food so bad

Seenak enaknya spagheti, kentang goreng, roti perancis, steak de el el, masakan terenak adalah makanan rumah, makanan Indonesia seperti yang dimasak di Indonesia, yang ternyata susah di temukan di negara lain, kecuali satu-satunya cara adalah anda harus memasak sendiri. Dan mencoba untuk memasak makanan Indonesia bisa cukup menantang, karena untuk mendapat daging dan bumbu-bumbu yang dibutuhkan mengharuskan Anda pergi ke beberapa toko yang biasanya tidak berdekatan. Anda bisa jadi harus pergi ke tempat-tempat yang berbeda, masak bisa jadi sangat ribet :D.
3. Masak, belanja, nyuci baju, bersih-bersih dilakukan sendiri dan itulah kenormalan

Well, kalau di rumah di Indonesia, makan tinggal beli atau ada yang masakin, nyuci setrika dan bersih-bersih rumah dikerjakan orang lain, kemewahan seperti itu tidak ada begitu Anda sekolah luar negeri. Semua urusan domestik ini harus bisa Anda lakukan sendiri (no matter you’re a man or woman). Memasak itu proses yang panjang, dimulai dengan belanja makanan, mengolahnya dan memasaknya. Skill domestik ini penting untuk survive studi di luar negeri dan juga agar kamar dan hidup anda terawat. Pasti anda tak betah di kamar sendiri kalau pakain kotor menggunung atau kamar tak pernah dibersihkan selama sebulan.
4. Self Management

Studi di luar sangat demanding, jika dibandingkan kuliah di Indonesia. Wajib hukumnya untuk banyak membaca. Mahasiswa dituntut untuk mandiri mengatur waktunya. Mulai dari kuliah, buat tugas, hobby, jalan-jalan ataupun kehidupan sosial sebaiknya bisa diatur dengan baik kalau tidak mau kuliahnya keteteran. Sekedar info banyak mahasiswa di sini yang sering begadang bahkan tidak tidur di waktu-waktu kumpul tugas, bukan karena tugasnya baru dikebut dalam semalam, tapi karena mereka harus membaca terlebih dahulu beberapa buku atau jurnal hanya untuk membuat satu tugas. Ini bukan karena mahasiswanya pake SKS (sistem kebut semalam). Sistem ini sama sekali ga bisa di pake kalau Anda kuliah di luar. Salah satu pengajar saya berkata “If you don’t have time, probably you’re wasting your time!” artinya, jika anda tidak punya waktu, mungkin karena anda sudah membuang waktu.
5. Kesepian yang sangat

Seindahnya sakura di jepang, salju di swedia, MRT yang bersih atau teknologi yang canggih, berada di negara asing, justru akan membuat anda semakin rindu Indonesia, rindu rumah dan rindu keluarga. Sesuatu yang dulunya merupakan hal yang begitu biasa, kemudian menjadi begitu istimewanya ketika Anda sudah tinggal di luar negeri. Anda bahkan bisa kangen sama mas-mas bakso atau nasi goreng yang biasa lewat depan rumah Anda dulu, meski tidak anda kenal baik. Semua ini begitu mengingatkan kita betapa manusiawinya kita. Tantangan terberat dari menjadi mahasiswa internasional adalah rasa kesepian karena berada jauh dari keluarga, sahabat atau kerabat dan berada di tempat yang benar-benar berbeda dengan tempat tinggal dahulu. Untungnya sekarang bisa video call lewat banyak aplikasi. Tetapi tetap tidak bisa benar-benar mengusir pergi kangen kita ke Indonesia.
Tapiii…. bagi mereka yang berhasil menyelesaikan kuliah di luar negeri, biasanya skill no 1-4 dijamin akan meningkat dengan tajam, karena terasah seiring waktu. Untuk yang no 5, sangat manusiawi bahwa itu tidak bisa dihilangkan tapi bukan berarti tidak bisa dihadapi dan ditangani dengan baik agar tidak hancur berkeping-keping karena nangis bombay tiap hari. Ingatlah selalu untuk siapa dan mengapa Anda melanjutkan studi, agar selalu jadi penyemangat untuk menyelesaikan studi.
Terima kasih bagi yang selalu membaca, semoga berikut Anda yang berbagi cerita
Tinggalkan Balasan